Siapa 'Si Gunung Berjalan' Yann-Aurel Bisseck? Bek Baru Inter Milan Yang Diterjang Kerasnya Hidup Sejak Belia Untuk Jadi Tangguh

Bisseck Inter HD
GOAL
Kerasanya hidup tak pernah membuatnya tenggelam. Merasakan berbagai kesusahan sejak usia muda justru bikin Bisseck menjadi 'Gunung Berjalan'.

Inter Milan resmi mengamankan tanda tangan 'gunung berjalan'.

Begitu bek Yann-Aurel Bisseck mendapat julukan merujuk pada ketangguhannya saat mengawal lini belakang timnya. Punya tinggi badan mencapai 196 cm, dia terlihat berdiri tak sebatas jadi palang pintu, tapi ibarat gunung yang berdiri kokoh yang siap diterpa apa pun di sekitarnya.

Musim 2023/24 akan menjadi tantangan besar dalam karier Bisseck mengingat dia melompat dari liga yang jauh dari hingar bingar kebintangan, untuk bermain di salah satu kompetisi terbaik dunia.

Digadang-gadang sebagai salah satu bek kuat di generasinya, siapa sebenarnya pemain berdarah Kamerun tersebut? Bisakah dia meneruskan legasi para bek legendaris Inter yang sukses merajut karier di Giuseppe Meazza?

  1. Mengenal Yann-Aurel Bisseck
    Getty Images

    Mengenal Yann-Aurel Bisseck

    Lahir di Cologne, Jerman, 29 November 2000, orang tua Bisseck berasal dari Kamerun. Saat bocah, Bisseck memandang sepakbola adalah hiburan belaka, seiring cita-cita tertingginya menjadi dokter. Tapi takdir berkata lain.

    Bisseck mulai menunjukkan bakat sepakbolanya di tim Cologne U-17, berkat sentuhan tangan dingin coach Markus Daun. Selama bersekolah di Cologne, Bisseck banyak membuat kejutan. Dia tumbuh pesat, berkembang lebih cepat dari yang lain, dan itu lantas mengantarnya sampai ke pintu tim utama Cologne untuk melakoni debut pada 2017 saat usianya baru menginjak 16 tahun, 11 bulan.

    Momen debutnya menghadapi tim ambisius Hertha Berlin, dan ditandai dengan milestone yang menjadikan Bisseck sebagai rookie Jerman termuda dalam sejarah Bundesliga.

    Sepanjang 90 menit, dia menuntaskan 96% percobaan operan bola dan memenangkan seluruh duel: satu yang paling mencuri perhatian, yakni tandukannya melawan Davie Selke, yang secara definitif membuktikan kapabilitasnya.

  2. Berjuang dari dasar dan berada di titik putus asa
    Imago Images

    Berjuang dari dasar dan berada di titik putus asa

    Sayangnya, Cologne harus berjuang keras keluar dari lembah degradasi dan di tengah situasi sulit itu, Bisseck hanya tampil tiga kali.

    Itu jadi periode rumit bagi Bisseck, akan tetapi dia menemukan teladan untuk diikuti pada diri Claudio Pizarro, legenda Bundesliga dan 'tetangga' dia di ruang ganti Cologne pada saat itu.

    Semusim berselang, Bisseck dipinjamkan ke Holstein Kiel, tim divisi dua, namun cedera membatasi dia untuk turun ke lapangan dalam jangka waktu yang terbilang panjang. Bisseck pun harus memperjuangkan kariernya, dengan dirinya untuk pertama kali merasakan ke luar negeri, membela Roda Kerkrade di Belanda, kemudian di Vitoria Guimaraes pada kampanye 2020/21.

    Di Portugal, mimpi Bisseck sepertinya semakin redup dan redup. Sang bek jangkung kesulitan beradaptasi dan harus menghadapi cedera baru. Namun, dia perlahan menemukan kembali kekuatannya berkat dukungan dari koleganya di tim kedua. Di periode itu, secara mental dia kembali menjadi lebih kuat.

  3. Titik balik
    Getty Images

    Titik balik

    Segala macam aral yang menghampiri Bisseck nyatanya tak membuat bek 22 tahun itu terjatuh dan berjalan mundur.

    2021 menjadi titik balik Bisseck. Tepatnya di musim panas, ketika Cologne menjual dia ke Aarhus, klub kasta teratas liga Denmark. Bisseck di tim barunya meledak!

    Memainkan 68 pertandingan dalam dua tahun dan menjadi pilar bagi Aarhus, performanya itu membuat Jerman memanggilnya untuk memperkuat timnas U-21, yang segera dia lantas mendapatkan kepercayaan untuk menjadi kapten di sana.

  4. Gunung tak bisa dirobohkan
    Getty Images

    Gunung tak bisa dirobohkan

    Sebuah gunung tak bisa dirobohkan. Ia berdiri kokoh, kuat dan tak tergoyahkan menghadapi segala yang menerjang.

    Secara pribadi, David Nielsen, pelatih pertamanya di Aarhus baru-baru ini bilang bahwa Bisseck adalah prototipe bek modern, dan seorang 'gunung berjalan'. Secara pribadi, Nielsen melihat Bisseck memiliki fisik mumpuni dengan keterampilan luar biasa dengan kedua kakinya.

    Ya, gunung itu telah bertahan dari semua kesulitan, dan waktunya telah tiba bagi Bisseck untuk memulai petualangan baru bersama Nerazzurri.