Tangisan Romelu Lukaku Mewarnai Akhir Generasi Emas Belgia

Roberto Martinez Belgium World Cup 2022
Getty
Belgia terlambat menyadari jika mereka membutuhkan kemenangan untuk merebut tiket ke putaran 16 Besar.

Kegagalan bertahan di Piala Dunia 2022 bisa menjadi penanda berakhirnya generasi emas Belgia. Kabar adanya friksi di dalam tim juga melengkapi kegagalan tersebut.

Belgia terlihat bermain aman di awal laga, sehingga membuat Kroasia mampu mengendalikan permainan, karena hasil imbang saja sudah cukup buat mereka melangkah ke fase knock-out.

Bahkan situasi itu tidak berubah di saat Maroko membuka keunggulan ketika laga baru berjalan empat menit. Belgia seperti ingin menyimpan tenaga, karena sejumlah pemain sudah berusia kepala tiga. Praktis bola lebih sering bergulir di lini tengah.

Kesadaran membutuhkan kemenangan untuk melaju ke 16 Besar datang terlambat, karena baru muncul di babak kedua dengan meningkatkan irama permainan. Romelu Lukaku yang tidak dalam kondisi bugar langsung dimasukkan untuk memburu gol.

Upaya itu akhirnya tidak membuahkan hasil akhir yang manis bagi Belgia. Pertandingan ditutup dengan skor kaca mata, sehingga otomatis The Red Devils tersingkir, mengulang torehan di Piala Dunia 1998. Lukaku pun menangis selepas pertandingan.

GOAL memberikan penilaian terhadap sejumlah sosok dari pertandingan antara Kroasia Belgia...

  1. PEMENANG: Thibaut Courtois
    Getty Images

    PEMENANG: Thibaut Courtois

    Penjaga gawang Belgia ini tidak terlalu banyak bekerja sepanjang babak pertama, karena Kroasia lebih memilih penguasaan bola, dan tidak terburu-buru dalam melakukan tekanan.

    Situasi berubah di babak kedua ketika Kroasia dan Belgia sama-sama meningkatkan tempo permainan. Courtois harus bekerja keras mementahkan sejumlah peluang yang diperoleh Kroasia.

    Kiper Real Madrid yang menyandang cap ke-100 bersama tim nasional ini menggagalkan peluang ancaman Mateo Kovacic, Marcelo Brozovic dan Luka Modric, sehingga gawang Belgia terhindar dari kebobolan.

    Sayangnya, kerja keras Courtois mengamankan gawang Belgia tidak berakhir manis, karena mereka harus mengangkat koper lebih cepat.

  2. PECUNDANG: Axel Witsel
    Getty Images

    PECUNDANG: Axel Witsel

    Alex Witsel diharapkan membuat lini tengah Belgia lebih hidup dalam formasi agresif 3-4-3 yang diterapkan Roberto Martinez. Alih-alih menghidupkan sektor tengah, Witsel justru tidak mampu berbuat apapun.

    Witsel tak banyak melakukan manuver, dan terlalu lamban mengalirkan bola ke lini penyerangan, karena lebih suka memainkan si kulit bundar di kakinya. Gaya permainan ini membuat Kroasia merasa nyaman di babak pertama.

    Bukan itu saja, Witsel juga menjadi penyebab Kroasia mendapatkan dua tendangan bebas di babak pertama yang beruntung tidak bisa dimanfaatkan lawan dengan baik.

    Performa lamban tetap diperlihatkan Witsel sepanjang babak kedua, sehingga kekuatan daya gedor Belgia sedikit berkurang.

  3. PEMENANG: Josko Gvardiol
    Getty

    PEMENANG: Josko Gvardiol

    Petinggi Chelsea mungkin mengangguk-anggukkan kepala mereka melihat performa Josko Gvardiol di laga melawan Belgia. Pujian kepada bek tengah ini juga dilontarkan pelatih Kroaasi Zlatko Dalic.

    Penampilan Gvardiol memang memunculkan ketertarikan sejumlah klub yang ingin memboyongnya di bursa transfer musim dingin. Gvardiol tidak terlalu mendapat ujian di babak pertama, karena sebagian besar serangan Belgia datang dari sayap.

    Performa ciamiknya mulai muncul selepas jeda, ketika Belgia menaikkan irama permainan. Gvardiol secara konsisten ikut maju ke depan, memulai serangan dengan kecepatan kakinya.

    Menjelang laga berakhir mampu mencuri bola dari Romelu Lukaku yang membuat peluang Belgia habis, sekaligus meloloskan Kroasia ke babak 16 Besar.

  4. PECUNDANG: Anthony Taylor
    Getty Images

    PECUNDANG: Anthony Taylor

    Anthony Taylor kembali menjadi perbincangan di persepakbolaan dunia menyusul keputusannya di laga ini. Kontroversi itu muncul di pertengahan babak pertama ketika ia membatalkan hadiah penalti untuk Kroasia.

    Sebelum duel antara Kroasia dan Belgia, Taylor menjadi sorotan di pertandingan Korea Selatan versus Ghana. Saat itu Taylor memutuskan laga berakhir di saat Taeguk Warriors mempunyai kesempatan menjebol gawang Ghana lewat sepak pojok untuk menyamakan kedudukan.

    Kali ini, Taylor sempat menunjuk titik putih selepas pelanggaran Yannick Ferreira-Carrasco terhadap Andrej Kramaric. Namun ia membatalkannya setelah melihat video asisten wasit (VAR) yang menunjukkan jari pemain Kroasia berada dalam posisi off-side terlebih dulu sebelum terjadinya pelanggaran.

    Walau menggunakan VAR, keputusan akhir tetap berada di tangan wasit. Taylor akhirnya mengambil keputusan yang tidak menguntungkan Kroasia, sehingga menjadi bahan cemoohan pecinta sepakbola.