13 Fakta Menarik Bintang Barcelona Pedri

Pedri menunjukkan sekilas bakatnya sejak usia dini dan diberi kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya saat baru berusia empat tahun.

Kakak Pedri, Fernando, sedang bermain di sekolah sepakbola setempat ketika pelatihnya melihat seorang pemain muda yang ingin segera turun ke lapangan. Anak muda itu tergesa-gesa dan meminta izin keluarganya untuk turun ke lapangan yang menarik perhatian pelatih.

Itu Pedri!

Gelandang Blaugrana saat ini bergabung dengan akademi CD San ​​Isidro ketika ia baru berusia enam tahun, langkah awal perkembangannya sebagai pesepakbola.

Pedri kali pertama tampil di tim senior pada 18 Agustus 2019—sebulan setelah menandatangani kontrak profesional pertama—ketika ia berusia 16 tahun. Ini terjadi pada kekalahan kandang dari Huesca dengan skor 1-0 di Divisi Segunda.

Sang gelandang membukukan sejarah di Las Palmas sebulan berselang. Melawan Sporting Gijon, ia mencetak gol perdana sebagai pemain senior. Gol tersebut memberi tim tuan rumah kemenangan tipis 1-0 sekaligus tonggak dari masa depan yang gemilang baginya.

Gol kemenangan melawan Sporting Gijon membuat Pedri menjadi pencetak gol termuda dalam sejarah klub, tepatnya dalam usia 16 tahun, 9 bulan, dan 23 hari. Anak muda itu menyelesaikan kampanye mengesankan dengan torehan empat gol dan lima assist.

Pedri didatangkan Barcelona dari klub Divisi Segunda Las Palmas pada musim panas 2019. Pada September 2020, saat sang pemain berusia 18 tahun, ia menandai debut untuk salah satu klub terbesar di sepakbola Spanyol.

Sejak debut sebagai pemain pengganti dalam kemenangan 4-0 atas Villareal, wonderkid itu menjadi bagian penting dalam sebelas besutan Ronald Koeman. Karena penampilan yang menakjubkan, gelandang berbakat itu mencatatkan starter pertama pada November ketika Barcelona kalah 1-0 di Getafe.

Sejak debut penuh waktunya untuk raksasa Katalunya itu, Pedri mengakhiri musim dengan bermain dalam 53 pertandingan di level klub. Tidak hanya itu, sang gelandang menjadi pusat perhatian untuk timnas Spanyol setelah dipanggil Luis Enrique, yang menambah koleksinya menjadi 73 pertandingan yang dimainkan pada usia 18 tahun.

Sejumlah penghargaan, Gelandang Terbaik UCL dan penghargaan Pemain Muda Terbaik Euro 2020, diberikan kepada Pedri atas usahanya selama musim tersebut.

Pada 25 November 2002, Pedri lahir di sebuah keluarga Spanyol di Bajamar. Keluarganya pindah dari Bajamar ke Tegueste saat dia berusia tiga tahun, tempat Pedri diasuh.

Pedri memulai perjalanan amatirnya pada usia enam tahun di akademi UD Tegueste, klub masa kecilnya. Pedri memulai karier di Tegueste sebagai bek tengah sebelum berganti posisi.

Gelandang muda ini awalnya bermain sebagai bek, tapi dipandang lebih oke sebagai gelandang oleh tim pelatih di Tegueste. Pada 2015, ia pindah ke Juventud Laguna.

Sejak kecil, Pedri ingin mengikuti jejak legenda Barcelona dan Spanyol, Andres Iniesta. Pencetak gol kemenangan La Furia Roja pada Piala Dunia 2010 itu diidolakan oleh banyak anak muda yang tumbuh, dan Pedri satu di antaranya.

Pedri mengaku ingin meniru sang legenda Barcelona di dalam dan di luar lapangan. Suatu ketika, saat sedang potong rambut, ia meminta tukang cukur untuk mencukur rambutnya agar bisa meniru idolanya. Tapi permintaannya ditolak oleh ayahnya, ia harus mengandalkan kemampuannya di lapangan untuk meniru El Cerebro.

Sang pemain pernah mengungkapkan dalam sebuah wawancara dengan Barca TV bahwa Iniesta adalah idolanya saat tumbuh dewasa dan ia telah belajar banyak sekali pengetahuan permainan dari menonton pemenang Piala Dunia 2010 itu.

Setelah bergabung dengan Barcelona dengan biaya transfer €5 juta, pemain asal Spanyol itu menjadi pemain reguler di sebelas pertama Ronald Koeman.

Pedri tampak terkoneksi dengan para pemain senior di lapangan dan dikenal karena visi dan kontrol bola sempurna yang membuatnya terpilih menerima penghargaan Golden Boy pada November 2021 di Turin.

Berkat prestasi untuk Blaugrana, Pedri dianugerahi penghargaan Pemain Muda Terbaik karena dianggap sebagai talenta muda terbesar di sepakbola. Ia mengikuti jejak rekan setimnya saat itu Lionel Messi, anak muda itu menjadi pemain Barcelona pertama sejak La Pulga yang mengangkat trofi bergengsi tersebut.

Pedri tidak hanya berhasil merebut penghargaan, tapi juga memenangkannya dengan margin terbesar.

Gelandang Borussia Dortmund, Jude Bellingham, finis di posisi kedua saat ia tertinggal dari pemain Spanyol itu dengan selisih 199 poin. Nama terakhir "hanya" dipilih sebagai talenta U-21 terbaik oleh 24 jurnalis dari 40 pemilik hak suara.

Seluruh keluarga Pedri diketahui adalah fans FC Barcelona.

Kakek Pedri dianggap sebagai salah satu pendukung terbesar klub saat ia meletakkan dasar Pena Barcelonista de Tenerife Tegueste, komunitas penggemar terbesar yang mendukung Cules di kampung halamannya.

Setelah itu, ayah Pedri juga mendukung Blaugrana saat seluruh keluarga bergabung dalam kekaguman klub raksasa Katalunya tersebut.

Berbagai foto Pedri telah menunjukkan hal itu, dengan keluarganya memiliki beberapa koleksi pakaian berbau Barca.

Meskipun menjadi pesepakbola yang sibuk dan tampil di hampir setiap pertandingan Barca dan timnas Spanyol, Pedri menyukai perjalanan keliling dunia, dan sering meluangkan waktu untuk mengunjungi tempat-tempat baru.

Meski menghabiskan sebagian besar musimnya di Spanyol, gelandang berusia 20 tahun itu sering menyebutkan kecintaannya untuk bepergian dan menjelajahi berbagai tempat bersama skuat La Furia Roja.

Menjadi pesepakbola profesional, Pedri memiliki kesempatan untuk melakukan tur ke beberapa negara, dan telah berbicara tentang betapa ia sangat ingin melihat lokasi baru dan mengenal berbagai budaya.

Pedri pernah menyatakan bahwa bepergian dengan timnas Spanyol adalah hal yang menyenangkan dan menjadi kesempatan belajar yang luar biasa baginya.

Walaupun menjadi salah satu keajaiban terbesar di dunia sepakbola, Pedri tidak pernah terganggu di sekolah. Padahal, bintang Blaugrana itu lulusan SMA dengan nilai tertinggi di semua mata pelajaran.

Pada 2019, pemain asal Spanyol itu juga ditawari beasiswa untuk belajar kedokteran di Universitas Las Palmas de Gran Canaria. Meski memutuskan untuk fokus berkarier di sepak bola, sang gelandang tetap bekerja keras untuk meningkatkan nilainya.

Orang tua Pedri pernah mengatakan bahwa tidak pernah membayangkan bahwa putra mereka akan memilih sepakbola sebagai karier karena ia lebih tertarik pada pelajaran akademis daripada olahraga.

Pedri kerap menyatakan kegemarannya pada video gim dan ia jelas merupakan seorang gamer yang hebat.

Faktanya, Pedri penggila gim FIFA. Ia sering memilih streaming langsung dan terlihat bermain di kamarnya pada waktu luang dan menyebut gim simulasi sepakbola sebagai favoritnya.

Sejak menorehkan prestasi untuk Barcelona, Pedri buka-bukaan tentang Real Madrid.

Pemenang Trofi Kopa ditawari uji coba di Los Blancos sebelum Raksasa Katalunya datang mengetuk pintu Las Palmas.

Sebelum pemain Spanyol itu menjadi terkenal di pentas dunia, Real Madrid melakukan uji coba tapi Pedri gagal membuat para pencari bakat terkesan dan El Real melewatkan kesempatan untuk mengontraknya.

“Saya tidak bisa berlatih dengan Real Madrid karena ada salju di lapangan. Pada akhirnya, mereka memberi tahu saya bahwa saya tidak cukup baik. Sekarang saya berada di tempat yang saya inginkan," ucap Pedri.

"Saya tidak suka mereka menolak saya, tapi kemudian itu menjadi motivasi," tambahnya.

Pedri menggunakan motivasi tersebut untuk menenun keajaibannya di lapangan bersama rival bebuyutan Madrid, Barcelona, dan sang gelandang menunjukkan penampilan ajaib melawan Si Putih.

Pedro Gonzalez Lopez adalah nama lengkap Pedri, namun orang biasa menyebutnya dengan moniker 'Pedri'. Neneknya, yang sering memanggilnya sebagai 'Pedrito', (artinya Pedro kecil dalam bahasa Spanyol) diperkirakan telah memberinya julukan itu sejak ia masih bayi.

Dari Pedrito, anak muda itu dijuluki 'Pedri'. Ia memperoleh nama ini karena penjelasan yang cukup dimaklumi bahwa ada orang lain bernama Pedro di kelasnya ketika di sekolah, dan karena perawakannya yang mungil, ia dipanggil Pedri.

Pemain berusia 20 tahun itu juga disebut sebagai 'Pedri Potter' oleh rekan setimnya di timnas Spanyol dan Barcelona. Faktanya, mantan pelatih La Furia Roja, Luis Enrique, menyatakan dalam sebuah wawancara singkat bahwa Pedri adalah 'Harry Potter.'

"Bagaimana dia mengontrol bola dan secara fisik dia luar biasa, bahkan di saat-saat sulit. Dia mengingatkan saya pada Andres Iniesta. Dia adalah pemain yang paling mengejutkan saya di Piala Dunia," ujar pelatih yang dipecat usai Qatar 2022 itu.

Pedri dikenal karena komitmennya pada keluarga. Ia telah menyatakannya dalam banyak kesempatan bahwa betapa penting keluarga baginya dan seberapa banyak pencapaiannya karena inspirasi dan dukungan keluarga.

Mengingat ayah dan kakek Pedri adalah pesepakbola amatir, keluarga memainkan peran penting dalam perkembangan sang gelandang sebagai pemain. Ia juga menekankan pentingnya untuk tetap fokus dan menghindari membiarkan kesuksesan atau popularitas menguasai pikiran.

Semua Pedri persembahkan untuk keluarga yang selalu mendukung dan menyemangatinya. Sang pemain sangat mementingkan keluarga dan dorongan motivasi mereka, dan melihat keluarga sebagai komponen penting dari keberadaannya, baik di dalam maupun di luar lapangan.