Dari Kalah Di Final Hingga Tersingkir Di Fase Grup: Kutukan Liga Champions Menghantui Juventus

Cristiano Ronaldo Juventus
Getty Images
Sudah seperempat abad sejak Gianluca Vialli mengangkat trofi ikonik ke langit di Roma saat Juve terakhir kali memenangkan UCL.

Sejak saat itu, Juventus telah dikutuk ketika tampil di panggung tertinggi Eropa, dan telah memulai Liga Champions musim ini dengan kekalahan 2-1 dari Paris Saint-Germain dan Benfica -- meski akhirnya meraih tiga poin pertama saat mengalahkan Maccabi Haifa 3-1.

Ada kemungkinan mereka bisa celaka di penyisihan grup, tim yang luar biasa, pemain yang brilian, tetapi pada akhirnya bisa mengalami sakit hati yang tak ada habisnya.

Berikut adalah ringkasan kutukan Si Nyonya Tua dalam perjalanan mereka di Liga Champions...

  1. 1995/96: KEMENANGAN TERAKHIR
    Getty

    1995/96: KEMENANGAN TERAKHIR

    Pada 22 Mei 1996, Gianluca Vialli mengangkat trofi Liga Champions tinggi-tinggi di atas kepalanya.

    "Piala Champions" kedua bagi Juventus, kemenangan pertama sejak trofi tersebut menggunakan nama saat ini dan mengubah sistemnya. Sebuah kemenangan yang belum bisa diulang oleh Juve.

    Dari tahun berikutnya dan seterusnya, mereka mengalami banyak kekecewaan, mencapai final lima kali dan selalu kalah, tidak dapat mematahkan kutukan mereka.

    Roma, 22 Mei 1996

    AJAX 1-1 JUVENTUS (2-4 adu penalti)

    Pencetak gol: 13' Ravanelli (J), 41' Litmanen (A)

    PENENDANG PENALTI: Davids (saved), Ferrara (goal), Litmanen (goal), Pessotto (goal), Scholten (goal), Padovano (goal), Silooy (saved), Jugovic (goal)

    JUVENTUS XI: Peruzzi; Torricelli, Ferrara, Vierchowod, Pessotto; Paulo Sousa (57' Di Livio), Deschamps, Conte (44' Jugovic), Del Piero, Vialli, Ravanelli (77' Padovano). 

    Cadangan: Rampulla, Porrini. 

    Pelatih: Marcello Lippi

  2. 1996/97: KALAH DI FINAL
    Getty

    1996/97: KALAH DI FINAL

    Satu tahun setelah kemenangan itu, Juve berpeluang untuk meraih dua gelar UCL berturut-turut.

    Dengan kepergian Vialli, Fabrizio Ravanelli, Pietro Vierchowod dan Paulo Souza, Bianconeri menurunkan tim muda, mencapai final berkat talenta Zinedine Zidane, Nicola Amoruso dan Christian Vieri.

    Setelah mengalahkan Ajax di semi-final, Juve menghadapi Borussia Dortmund sebagai favorit juara.

    Namun, di final, ada yang tidak beres: mantan pemain Lazio Karl-Heinz Riedle mencetak dua gol.

    Lippi, mungkin terlambat, memasukkan Alessandro Del Piero dan bintang Italia itu memperkecil ketertinggalan. Semuanya sia-sia, karena Lars Ricken mengejutkan Angelo Peruzzi dan seluruh Juve dengan lob yang indah untuk menyelesaikan pertandingan.

    Munich, 28 Mei 1997

    BORUSSIA DORTMUND 3-1 JUVENTUS
    Pencetak gol: 29' Riedle (B), 34' Riedle (B), 65 'Del Piero (J), 71' Ricken (B)

    JUVENTUS: Peruzzi; Porrini (46 'Del Piero), Ferrara, Montero, Iuliano; Di Livio, Deschamps, Jugovic; Zidane; Vieri (71' Amoruso), Boksic (87' Tacchinardi). 

    Cadangan: Rampulla, Pessotto. 

    Pelatih: Lippi

  3. 1997/98: KESALAHAN KEDUA BERTURUT-TURUT
    Getty

    1997/98: KESALAHAN KEDUA BERTURUT-TURUT

    Setahun setelah kekecewaan di Munich, Juve mencapai final ketiga berturut-turut.

    Bianconeri memenangkan Scudetto berkat kegemilangan Del Piero dan Zidane yang mengejar Ballon d'Or.

    Perjalanan di panggung Eropa juga meyakinkan: lima gol melawan Dynamo Kiev di perempat-final, dan menggulung Monaco enam gol di babak berikutnya. Momen positif untuk mereka.

    Kali ini, di Amsterdam, mereka menghadapi Real Madrid: Predrag Mijatovic terbukti menjadi momok bagi tim asuhan Lippi dengan gol yang masih belum pernah dicerna oleh fans Juventus karena mereka mengklaim ia dalam posisi offside.

    Amsterdam, 20 Mei 1998
    JUVENTUS 0-1 REAL MADRID
    Pencetak gol: 67' Mijatovic (R)
    JUVENTUS (4-3-1-2): Peruzzi; Torricelli, Iuliano, Montero, Pessotto (70' Fonseca); Di Livio (46' Tacchinardi), Deschamps (77' Conte), Davids; Zidane; Del Piero, Inzaghi. 

    Cadangan: Rampulla, Birindelli, Dimas, Amoruso. 

    Pelatih: Lippi

  4. 1998/99: TERGUSUR DI SEMI-FINAL
    Getty

    1998/99: TERGUSUR DI SEMI-FINAL

    Dengan Zidane yang masih segar dari kemenangan Ballon d'Or-nya, Bianconeri melewati babak penyisihan grup dan perempat-final, di mana mereka mengalahkan Olympiakos.

    Ini adalah tahun di mana Del Piero cedera parah, tetapi meskipun kesal, Si Nyonya Tua mengamankan hasil imbang 1-1 melawan Manchester United di Old Trafford di semi-final leg pertama.

    Di leg kedua, Juve punya harapan berkat dua gol Filippo Inzaghi, tapi kemudian hal yang tak terbayangkan terjadi dan tim yang dipimpin oleh Carlo Ancelotti menderita setelah di-comeback Setan Merah, yang menyamakan kedudukan di babak pertama dan mencetak gol kemenangan di enam menit sebelum waktu normal berakhir.

    Bintang Setan Merah Dwight Yorke dan Andy Cole merampaas tempat Juve di final kali ini.

    Turin, 21 April 1999
    JUVENTUS 2-3 MANCHESTER UNITED
    Pencetak gol: 6 'Inzaghi (I), 11' Inzaghi (I), 24 'Keane (M), 34' Yorke (M), 84' Cole (M)
    JUVENTUS (4-4-1-1): Peruzzi; Birindelli (46 'Amoruso), Ferrara, Iuliano (46' Montero), Pessotto; Conte, Deschamps, Davids, Di Livio (80' Fonseca); Zidane; Inzaghi. 

    Cadangan: Rampulla, Tudor, Tacchinardi, Esnaider. 

    Pelatih: Ancelotti

  5. 1999/00: JUVE TIDAK BERPARTISIPASI
    Getty

    1999/00: JUVE TIDAK BERPARTISIPASI

    Mereka juga mengalami musim Serie A yang mengecewakan, berakhir di tempat ketujuh dan membuat mereka kehilangan tempat di Liga Champions 1999/00.

    Bianconeri memenangkan Piala Intertoto, tetapi kemudian tersingkir di putaran kedua Piala UEFA, disingkirkan oleh Celta Vigo dengan skor agregat 4-0.

    Bagaimana pun, di Serie A sangat memalukan karena Lazio menyalip mereka di hari terakhir untuk memenangkan Scudetto.

  6. 2000/01: TIDAK LOLOS FASE GRUP

    2000/01: TIDAK LOLOS FASE GRUP

    Menjadi runner-up di Serie A musim sebelumnya membuat Juve kembali ke Liga Champions.

    Namun, misi Eropa mereka dimulai dengan cara yang mengejutkan saat mereka bermain imbang 4-4 dengan Hamburg, dan berakhir lebih buruk, kalah 3-1 dari Panathinaikos yang mengakibatkan tersingkirnya mereka dari gurp yang sama sekali tidak begitu sulit.

    Deportivo La Coruna dan Panathinaikos menjadi tim yang lolos ke fase berikutnya.

    Athena, 8 November 2000
    PANATHINAIKOS 3-1 JUVENTUS

    Pencetak gol: 7' Sousa (P), 24' Inzaghi (J), 58' Basinas (pen) (P), 65' Warzycha (P)
    JUVENTUS (4-3-1- 2): Van Der Sar; Ferrara, Iuliano, Zanchi (57' Rampulla), Pessotto; O'Neill (60' Birindelli), Conte, Tacchinardi; Del Piero; Kovacevic, Inzaghi (63' Trezeguet).

  7. 2001/02:TERSINGKIR DI TAHAP KEDUA FASE GRUP
    Getty

    2001/02:TERSINGKIR DI TAHAP KEDUA FASE GRUP

    Bagi Bianconeri, ini adalah tahun revolusi: selamat tinggal Zidane dan Ancelotti, selamat datang Gianluigi Buffon, Lilian Thuram, Pavel Nedved dan Fabio Cannavaro, sementara Lippi kembali memimpin tim.

    Tujuannya adalah untuk kembali memenangkan Scudetto dan mengincar Liga Champions. Tapi, meski kembali meraih Scudetto, mereka juga menghadapi kekecewaan lain di Liga Champions.

    Mereka melewati babak penyisihan fase grup pertama, tetapi formula baru mengharuskan tim yang lolos akan kembali beradu di fase grup kedua, dengan Juve tergabung dalam grup bersama Arsenal, Deportivo La Coruna dan Bayer Leverkusen.

    Sekali lagi, mereka tidak berhasil mencapai fase gugur karena mereka akhirnya tersingkir oleh Leverkusen.

    Leverkusen, 12 Maret 2002
    BAYER LEVERKUSEN 3-1 JUVENTUS

    Pencetak gol: 24' Butt (pen) (B), 61' Tudor (J), 71' Brdaric (B), 90' Babic (B)
    JUVENTUS (4-4-2 ): Buffon; Zenoni, Birindelli, Ferrara, Pessotto (46' Tudor); Conte (46' Maresca), Tacchinardi, Zambrotta; Nedved; Trezeguet, Amoruso (61' Zalayeta). 

    Cadangan: Carini, Paramatti, Frara, Maietta. 

    Pelatih: Lippi

  8. 2002/03: KEKECEWAAN LAIN DI FINAL
    Getty

    2002/03: KEKECEWAAN LAIN DI FINAL

    Ini adalah final all-Italia bersejarah antara Juve, sekali lagi dipimpin oleh Lippi, dan AC Milan.

    Bianconeri tidak bisa mendapatkan yang lebih baik dari tim yang sekarang dilatih oleh mantan bos mereka, Ancelotti.

    Juve, di lapangan tanpa Nedved yang mendapat skors, menyerah lewat adu penalti.


    Manchester, 28 Mei 2003
    JUVENTUS 0-0 MILAN (2-3 adu penalti)
    Penendang penalti: Trezeguet (J) (saved), Serginho (M) (goal), Birindelli (J) (goal), Seedorf (M) (saved), Zalayeta (J) (missed) , Kaladze (M) (saved), Montero (J) (saved), Nesta (M) (goal), Del Piero (J) (goal), Shevchenko (M) (goal).
    JUVENTUS (4-4-2): Buffon; Thuram, Ferrara, Tudor (42' Birindelli), Montero; Camoranesi (46' Conte), Tacchinardi, Davids (65' Zalayeta), Zambrotta; Trezeguet, Del Piero. 

    Cadangan: Chimenti, Iuliano, Pessotto, Di Vaio. 

    Pelatih: Lippi

  9. 2003/04: KEOK DI BABAK 16 BESAR
    Getty

    2003/04: KEOK DI BABAK 16 BESAR

    Setelah dengan mudah melewati fase grup, secara tak terduga Juve tumbang di babak 16 besar di tangan Deportivo La Coruna.

    Mereka kalah 1-0 di Spanyol dan tidak mampu membalikkan keadaan bahkan dihadapan pendukung mereka sendiri, kalah 1-0 lagi.


    Turin, 9 Maret 2004
    JUVENTUS 0-1 DEPORTIVO LA CORUNA
    SCORES: 12' Pandiani (D)
    JUVENTUS:  Buffon; Thuram, Ferrara, Legrottaglie (46' Pessotto) Montero; Camoranesi (80' Chiumiento), Tacchinardi, Appiah; Nedved; Del Piero (5' Miccoli), Di Vaio. 

    Cadangan: Chimenti, Maresca, Boudianski, Palladino. 

    Pelatih: Lippi

  10. 2004/05: TUMBANG DI PEREMPAT-FINAL
    Getty

    2004/05: TUMBANG DI PEREMPAT-FINAL

    Waktu Lippi berakhir, era Fabio Capello dimulai. Bianconeri ditukangi mantan pelatih AC Milan dan Roma untuk membimbing mereka meraih kesuksesan di Liga Champions.

    Namun, hal-hal tidak berjalan seperti yang diharapkan: Juve menyingkirkan Real Madrid di leg kedua 16 besar berkat gol Zalayeta di perpanjangan waktu, tetapi mereka tidak berhasil mengalahkan Liverpool.

    Juve tumbang 2-1 di Anfield pada leg pertama dan hanya bisa bermain imbang di leg kedua.


    Turin, 13 April 2005
    JUVENTUS 0-0 LIVERPOOL

    JUVENTUS (3-4-1-2):  Buffon; Thuram, Montero (82' Pessotto), Cannavaro; Camoranesi (83' Appiah), Emerson, Olivera (46' Zalayeta), Zambrotta; Nedved; Ibrahimovic, Del Piero. 

    Cadangan: Chimenti, Birindelli, Masiello, Blasi. 

    Pelatih: Capello 

  11. 2005/06: GAGAL DI PEREMPAT-FINAL LAGI
    Getty

    2005/06: GAGAL DI PEREMPAT-FINAL LAGI

    Kekalahan lain di perempat-final melawan tim Inggris.

    Kali ini, tim asuhan Capello, setelah menyingkirkan Werder Bremen di babak 16 besar berkat gol Emerson di penghujung laga, keok di tangan Arsenal asuhan Arsene Wenger.

    Setelah kalah 1-0 di London, mereka bermain seri di leg kedua dan Nedved dikeluarkan dari lapangan.

    Kekecewaan lain, yang menjadi musim panas tersulit dalam sejarah Juve.


    Turin, 5 April 2006
    JUVENTUS 0-0 ARSENAL

    JUVENTUS (4-4-2):  Buffon, Zambrotta, Kovac, Cannavaro, Chiellini (66' Balzaretti), Mutu (61' Zalayeta), Emerson, Giannichedda, Nedved, Ibrahimovic, Trezeguet. 

    Cadangan: Abbiati, Pessotto, Blasi, Thuram, Olivera. 

    Pelatih: Capello

  12. 2006/07 & 2007/08: TIDAK BERPARTISIPASI
    Getty

    2006/07 & 2007/08: TIDAK BERPARTISIPASI

    Musim 2006/07 adalah musim yang membuat Juve tersingkir dari Serie A. Setelah kasus Calciopoli, mereka harus turun ke Serie B dan akhirnya bisa memenangkan gelar. Jelas, tahun itu, tim yang dilatih oleh Deschamps tidak ambil bagian dalam kompetisi Eropa mana pun.

    Mereka kembali ke Serie A di tahun berikutnya dan finis di tempat ketiga, tetapi tentu saja tim Claudio Ranieri tidak mampu bersaing di Eropa lagi.

  13. 2008/09: KALAH DI 16 BESAR
    Getty

    2008/09: KALAH DI 16 BESAR

    Petualangan Juventus dimulai di babak kualifikasi, di mana Del Piero dan rekan satu timnya dengan mudah menyingkirkan Artmedia.

    Babak penyisihan grup berjalan dengan baik, apalagi mereka meraih dua kemenangan atas Real madrid, dengan Del Piero menjadi bintang baik di Turin dan di Santiago Bernabeu. Dan muncul perasaan bahwa, dengan Ranieri di pinggir lapangan, Bianconeri dapat melangkah lebih jauh di Liga Champions.

    Bagaimana pun, perlombaan berhenti lagi di hadapan tim Inggris. Kali ini Chelsea yang menyingkirkan Juve.

    The Blues menang 1-0 di leg pertama dan Juve sempat bangkit di leg kedua, tapi pada akhirnya Chelsea berhasil lolos dengan hasil imbang 2-2 -- agregat 3-2.

    Turin, 10 Maret 2009
    JUVENTUS 2-2 CHELSEA
    Pencetak gol: 19' Iaquinta (J), 46' Essien (C), 74' (pen) Del Piero (J), 82' Drogba (C)
    JUVENTUS (4-3-3): Buffon; Grygera, Mellberg, Chiellini, Molinaro; Marchisio, Tiago, Nedved (13' Salihamidzic); Iaquinta (60' Giovinco), Del Piero, Trezeguet (79' Amauri). 

    Cadangan: Manninger, Zebina, Ariaudo, Poulsen. 

    Pelatih: Ranieri

  14. 2009.10: GUGUR DI FASE GRUP
    Getty

    2009.10: GUGUR DI FASE GRUP

    Juve mencoba lagi, kali ini dengan Ciro Ferrara memimpin tim.

    Satu grup bersama Bayern Munich, Bordeaux dan Maccabi Haifa, Juve memperumit hidup mereka dengan kalah 2-0 dari tim Prancis, dan mengakhiri dengan cara terburuk: kalah 4-1 dari Bayern Munich setelah sempat memimpin.


    Turin, 8 Desember 2009
    JUVENTUS 1-4 BAYERN MUNICH
    Pencetak gol: 18' Trezeguet (J), 30' Butt (B), 52' Olic (B), 83' Gomez (B), 92' Tymoschuk
    JUVENTUS (4-3-1-2): Buffon; Caceres, Legrottaglie, Cannavaro, Grosso; Camoranesi, Felipe Melo (81' Giovinco) Marchisio; Diego (65' Amauri); Trezeguet, Del Piero (46' Poulsen). 

    Cadangan: Manninger, Grygera, Ariaudo, Tiago. 

    Pelatih: Ferrara

  15. 2010/11 & 2011/12: TIDAK BERPARTISIPASI
    Getty

    2010/11 & 2011/12: TIDAK BERPARTISIPASI

    Juventus berakhir di tempat ketujuh Serie A dan Si Nyonya Tua, setelah tersingkir dengan buruk di fase grup, tidak memiliki kesempatan untuk menebus diri mereka sendiri.

    Mereka bermain di Liga Europa, di mana mereka secara mengejutkan disingkirkan selama babak grup oleh Manchester City dan Lech Poznan.

    Pada 2011/12, mereka juga kehilangan tempat di Eropa setelah finis di urutan ketujuh, tapi untungnya Antonio Conte membawa Scudetto kembali ke Turin.

  16. 2012/13: TERELIMINASI DI PEREMPAT-FINAL
    Getty

    2012/13: TERELIMINASI DI PEREMPAT-FINAL

    Juventus kembali ke Liga Champions setelah dua tahun absen dan mendapati Bayern Munich menjadi penghalang mereka.

    Bianconeri, dilatih oleh Antonio Conte, kalah 2-0 di Jerman dan gagal membalikkan skor di kandang, di mana mereka kalah 2-0 lagi. Mario Mandzukic juga termasuk di antara pencetak gol.

    JUVENTUS 0-2 BAYERN MUNICH

    Pencetak gol64' Mandzukic, 91' Pizarro 

    JUVENTUS (3-5-2): Buffon; Bonucci, Barzagli, Chiellini; Padoin (68' Isla), Pogba, Pirlo, Marchisio (79' Giaccherini), Asamoah; Vucinic, Quagliarella (65' Matri). 

    Cadangan: Storari, Caceres, De Ceglie, Peluso. 

    Pelatih: Conte

  17. 2013/14: TIDAK LOLOS FASE GRUP
    Getty

    2013/14: TIDAK LOLOS FASE GRUP

    Desember 2013 mungkin merupakan salah satu eliminasi paling absurd dalam sejarah Juventus di panggung Eropa.

    Si Nyonya Tua hanya membutuhkan satu poin saat berkunjung ke Galatasaray yang dipimpin oleh Roberto Mancini, tetapi kondisi cuaca tidak membantu anak asuh Conte.

    Pertandingan awalnya hanya berlangsung setengah jam, tetapi dilanjutkan keesokan harinya dan gol dari mantan bintang Inter Milan Wesley Sneijder, di bawah salju, membuat Juve tersingkir.

    GALATASARAY 1-0 JUVENTUS

    Pencetak gol: 85' Sneijder

    JUVENTUS (3-5-2): Buffon; Barzagli, Bonucci (90' Giovinco), Chiellini; Lichtsteiner, Vidal, Pogba, Marchisio (87' Quagliarella), Asamoah; Llorente, Tevez.  

    Cadangan: Storari, Caceres, Ogbonna, Isla, Padoin. 

    PelatihConte

  18. 2014/15: KALAH DI FINAL
    Getty

    2014/15: KALAH DI FINAL

    12 tahun setelah mereka terakhi kali juara, Juve kembali ke final.

    Kali ini yang menghalangi tim asuhan Massimiliano Allegri adalah Barcelona yang memiliki trio mematikan Suarez-Neymar-Messi.

    Pertandingan dimulai dengan buruk buat Juve saat Ivan Rakitic mencetak gol, tetapi Alvaro Morata membangkitkan harapan timnya saat mencetak gol penyama kedudukan.

    Namun, pada akhirnya Juve runtuh setelah mendapat pukulan telak lewat dua gol, masing-masing dari Suarez dan Neymar.

    Kekalahan di final lain, kekecewaan lain, bahkan itu datang setelah perjalanan yang sangat baik.

    JUVENTUS 1-3 BARCELONA

    Pencetak gol: 4' Rakitic (B), 55' Morata (J), 68' Suarez (B), 90+7' Neymar (B)

    JUVENTUS (4-3-1-2): Buffon, Lichtsteiner, Barzagli, Bonucci, Evra (89' Coman); Marchisio, Pirlo, Pogba, Vidal (79' Pereyra); Tevez, Morata (80' Llorente). 

    Cadangan: Storari, Ogbonna, Padoin, Sturaro. 

    Pelatih: Allegri

  19. 2015/16: DITENDANG DI 16 BESAR
    Getty

    2015/16: DITENDANG DI 16 BESAR

    Gagal lagi, kekecewaan pahit lainnya di tangan Bayern Munich.

    Juventus bermain imbang 2-2 di kandang pada 16 besar, tetapi menampilkan performa yang luar biasa sebagai balasannya: Paul Pogba dan Juan Cuadrado memberi keunggulan 2-0, tetapi kemudian Robert Lewandowski memperkecil kedudukan dan Thomas Muller mencetak gol tepat di menit ke-90, memaksa laga berlanjut hingga babak tambahan, di mana Thiago Alcantara dan mantan pemain Juve Kingsley Coman mengamankan kemenangan untuk Tim Bavarians.

    BAYERN-JUVENTUS 4-2 AET (2-2 leg satu)

    Pencetak gol: 6 'Pogba (J), 28' Cuadrado (J), 73 'Lewandowski (B), 91' Mueller (B), 108 'Thiago Alcantara (B), 110' Coman (B)

    JUVENTUS (5-4-1): Buffon; Lichtsteiner, Bonucci, Barzagli, Evra, Alex Sandro; Cuadrado (89 'Pereyra), Khedira (68' Sturaro), Hernanes, Pogba; Morata (71 'Mandzukic). 

    Cadangan: Neto, Rugani, Asamoah, Zaza 

    Pelatih: Allegri

  20. 2016/17: HANCUR DI FINAL
    Getty

    2016/17: HANCUR DI FINAL

    Dengan menyingkirkan Barcelona dan Monaco secara spektakuler, Juve kembali mencapai final.

    Kali ini, di Cardiff, tantangan buat Si Nyonya Tua adalah adalah raksasa Spanyol Real Madrid.

    Cristiano Ronaldo membuka skor, namun gol super dari Mario Mandzukic menyamakan kedudukan sebelum turun minum.

    Bagaimana pun, di babak kedua Juve berantakan dan menderita kekalahan 4-1: Casemiro, Ronaldo dan Marco Asensio menambah kesengsaraan Bianconeri.


    Cardiff, 3 Juni 2017
    JUVENTUS 1-4 REAL MADRID
    Pencetak gol: 20' Ronaldo (R), 27' Mandzukic (J), 61' Casemiro (R), 64' Ronaldo (R), 90' Asensio (R)
    JUVENTUS (4-2-3-1): Buffon; Barzagli (67' Cuadrado), Bonucci, Chiellini, Alex Sandro; Khedira, Pjanic (71' Marchisio); Dani Alves, Dybala (78' Lemina), Mandzukic; Higuain. 

    Cadangan: Neto, Benatia, Lichtsteiner, Asamoah. 

    Pelatih: Allegri

  21. 2017/18: TERELIMINASI DI PEREMPAT-FINAL
    Getty

    2017/18: TERELIMINASI DI PEREMPAT-FINAL

    Setelah mengalahkan Tottenham di babak 16 besar, Juve kembali berhadapan dengan lawan mereka di final sebelumnya, Real Madrid.

    Ronaldo mencetak dua gol spektakuler dan Marcelo menutup skor di leg pertama, membuat pertandingan leg kedua hanya menjadi formalitas saja.

    Tetapi, di Santiago Bernabeu Juve menunjukkan penampilan bersejarah: Mandzukic dan Blaise Matuidi menyamakan skor agregat, namun pelanggaran terhadap Lucas Vazquez di kotak penalti membuat harapan Bianconeri pupus di penghujung laga setelah Ronaldo sukses menjalankan tugasnya sebagai eksekutor.

    REAL MADRID 1-3 JUVENTUS

    Pencetak gol: 2', 37' Mandzukic (J), 61' Matuidi (J), 90+6' (pens) Cristiano Ronaldo (R)

    JUVENTUS (4-3-3): Buffon; De Sciglio (17' Lichtsteiner), Benatia, Chiellini, Alex Sandro; Khedira, Pjanic, Matuidi; Douglas Costa, Higuain (90+5' Szczesny), Mandzukic. 

    Cadangan: Rugani, Marchisio, Asamoah, Cuadrado, Sturaro

    Pelatih: Allegri

  22. 2018/19: LAGI-LAGI DI PEREMPAT-FINAL
    getty images

    2018/19: LAGI-LAGI DI PEREMPAT-FINAL

    Bahkan Cristiano Ronaldo tidak cukup untuk membawa kembali Si Kuping Besar ke Turin: setelah comeback luar biasa melawan Atletico Madrid asuhan Diego Simeone, perjalanan Si Nyonya Tua terhenti karena Ajax.

    Mereka bermain imbang 1-1 di Amsterdam dan menelan kekalahan di kandang melawan De Godenzonen, meski Ronaldo sempat memberikan harapan.

    Turin, 16 April 2019

    JUVENTUS-AJAX 1-2
    Pencetak gol: 28' Ronaldo, 34' Van de Beek, 67' De Ligt

    JUVENTUS (4-3-3) Szczesny; De Sciglio (64' Cancelo), Bonucci, Rugani, Alex Sandro; Emre Can, Pjanic, Matuidi; Bernardeschi (80' Bentancur), Dybala (46' Kean), Cristiano Ronaldo. 

    Pelatih: Allegri

  23. 2019/20: KO DI BABAK 16 BESAR
    Getty

    2019/20: KO DI BABAK 16 BESAR

    Salah satu kekecewaan yang sulit dilupakan oleh Juventus, bukan karena apa yang terjadi di lapangan, tapi karena apa yang terjadi di seluruh planet ini.

    Pandemi Covid-19 mengakibatkan 163 hari berlalu di antara kedua leg di babak 16 besar.

    Leg pertama yang dimainkan pada akhir Februari di Lyon dimenangkan oleh tim Prancis berkat gol semata wayang Lucas Tousart.

    Untuk meringkat betapa absurdnya musim itu, Tousart tidak tampil untuk Lyon di leg kedua karena dia sudah dijual ke Hertha Berlin.

    Lyon juga memimpin di Turin berkat penalti Memphis, kemudian Ronaldo mencetak dua gol, tapi itu tetap tidak cukup.

    Turin, 7 Agustus 2020

    JUVENTUS 2-1 LYON
    Pencetak gol: 12' Depay (L) (pen), 43' Ronaldo (J) (pen), 60 'Ronaldo (J)

    JUVENTUS (4-3-3) Szczesny; Cuadrado (69' Danilo), De Ligt, Bonucci, Alex Sandro; Bentancur, Pjanic (60' Ramsey), Rabiot; Bernardeschi (69' Dybala, 84' Olivieri), Higuain, Ronaldo. 

    Cadangan: Buffon, Pinsoglio, Chiellini, Demiral, Rugani, Matuidi, Muratore

    Pelatih: Sarri

  24. 2020/21: LAGI-LAGI SAMA
    Getty

    2020/21: LAGI-LAGI SAMA

    Musik tidak berubah meski terjadi pergantian pelatih dari Sarri ke Andrea Pirlo. Juventus, dengan kemenangan 3-0 yang diperoleh di Camp Nou, merebut tempat pertama dalam grup dari Barcelona dan membuat mereka menghadapi Porto di babak 16 besar.

    Tetapi, The Dragons mampu mengejutkan. Juve kalah 2-1 di Portugal, tertinggal hanya dua menit setelah laga dimulai.

    Leg kedua juga tidak berjalan dengan baik, karena mereka tertinggal 1-0 dalam waktu 20 menit.

    Dua gol dari Federico Chiesa membuat semangat Juve kembali membara dan memaksa laga ke perpanjangan waktu, di mana Oliveira mencetak gol penentu untuk mengirim timnya lolos, meski pun Adrien Rabiot sempat menyamakan kedudukan dua menit kemudian. Laga berakhir dengan agregat 4-4, dengan Porto lolos lewat gol tandang.


    Turin, 9 Maret 2021 

    JUVENTUS 3-2 (aet) PORTO

    SCORERS: 18' Sergio Oliveira (P), 49' Chiesa (J), 63' Chiesa (J), 115' Sergio Oliveira (P), 117' Rabiot (J)

    JUVENTUS: Szczesny; Cuadrado, Bonucci (75' De Ligt), Demiral, Alex Sandro; Ramsey (75' McKennie), Arthur (102' Kulusevski), Rabiot, Chiesa (102' Bernardeschi); Morata, Ronaldo. 

    Cadangan: Pinsoglio, Buffon, Chiellini, Di Pardo, Dragusin, Frabotta, Fagioli

    Pelatih: Pirlo

  25. 2021/22: DAN TERJADI LAGI...

    2021/22: DAN TERJADI LAGI...

    Kali ini Villarreal yang memberi pukulan telak, sekali lagi Juve kalah dari tim underdog.

    Juve bermain imbang 1-1 pada leg pertama di Spanyol lewat gol Dusan Vlahovic di awal laga, sebelum disamakan oleh Dani Parejo di babak kedua.

    Pada leg kedua di Turin, semuanya diputuskan menjelang akhir babak kedua. Pertama, Gerard Moreno mencetak gol dari titik putih di menit ke-78 dan kemudian Pau Torres menggandakan keunggulan dengan lima menit tersisa sebelum Arnaut Danjuma mengonversi penalti di menit akhir.

    Turin, 16 Maret 2022

    JUVENTUS 0-3 VILLARREAL

    Pencetak gol: 77' Moreno, 85' Pau Torres, 92' Danjuma

    JUVENTUS (4-4-2): Szczesny; Danilo, De Ligt, Rugani, (79' Dybala), De Sciglio; Cuadrado, Locatelli (83' Bernardeschi), Arthur, Rabiot; Vlahovic, Morata (86' Kean)