Popularitas Rafael Struick Di Indonesia Menjalar Ke ADO Den Haag

Rafael Struick - Timnas Indonesia
PSSI
Struick menjadi populer setelah memperlihatkan performa impresif bersama timnas senior.

Penyerang timnas Indonesia Rafael Struick mengaku memilih tidak dikenali banyak orang, sehingga bisa fokus mengembangkan kemampuannya agar menjadi lebih baik di masa mendatang.

Ketika pertama kali dipanggil untuk magang bersama timnas Indonesia U-20 di Spanyol, sebagian besar publik sepakbola tanah air masih belum mengenali sosok Struick.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Bahkan ketika ia pertama kali datang ke Jakarta bersama sang ayah untuk pengambilan sumpah menjadi warga negara Indonesia pada Mei lalu, tidak banyak orang mengenal pemuda berusia 20 tahun tersebut.

Semua berubah ketika ia memperkuat timnas senior untuk pertandingan internasional melawan Palestina dan Argentina di Surabaya dan Jakarta pada Juni lalu. Struick memperlihatkan performa mengesankan di dua laga persahabatan itu.

Akibatnya, Struick menyedot penggemar sepakbola nasional. Struick mengisahkan pengalamannya saat ingin makan di sebuah pusat perbelanjaan bersama ayahnya selepas menjalani pertandingan uji coba.

“Kami ingin melakukannya di pusat perbelanjaan, tetapi saya tidak bisa jalan di sana. Ketika saya pertama kali tiba di bandara, saya jarang dikenali orang-orang. Itu berubah setelah saya bermain melawan Argentina. Kemudian itu menjadi sebuah kegilaan yang nyata,” tutur Struick kepada Omroep West.

Rafael Struick - ADO Den Haag

“Tapi semua orang bersikap positif. Saya tidak pernah mendapatkan pesan negatif. Mungkin itu cara masyarakat Indonesia memperlihatkannya. Anda akan cepat diterima dengan baik.”

Bahkan popularitasnya di Indonesia berimbas ke Belanda. Saat pertama kali bergabung ke ADO Den Haag untuk menjalani persiapan menyambut musim 2023/24, Struick menjadi sasaran candaan rekan-rekannya.

“Saat saya datang di hari pertama latihan, mereka secara tiba-tiba memanggil saya 'superstar. Mereka terus melakukan itu, bahkan ketika berjalan berpapasan,” ujar Struick sambil tertawa.

Walau begitu, Struick masih bisa melenggang dengan tenang saat berada di Den Haag, karena tidak banyak masyarakat kota tersebut mengenali dirinya. Bagi Struick, itu membuat dirinya lebih fokus.

“Kondisi anonimitas di Den Haag memberikan saya alasan untuk terus bekerja keras. Saya bisa menjadi diri sendiri. Bahkan saya lebih suka tidak dikenali dengan cepat di sini,” imbuh Struick.

Tutup