Serie A Dituntut Revolusi, Biar Tak Ada Juventus-Juventus Yang Lain!

Andrea Agnelli Juventus HIC 16:9
Getty
Juventus dinyatakan bersalah dalam kasus plusvalenza dan dihukum pengurangan 15 poin - sebuah alarm bangun tidur untuk sepakbola Italia!

Presiden Salernitana Danilo Iervolino mewanti-wanti bahwa sepakbola Italia membutuhkan "revolusi" menyusul Juventus dinyatakan bersalah dalam kasus plusvalenza.

Bianconeri resmi dijatuhi hukuman pengurangan 15 poin di Serie A buntut manipulasi nilai transfer demi raih keuntungan modal (plusvalenza).

Selain manipulasi transfer, Juve juga didakwa telah memalsukan laporan keuangan dalam pernyataan penghematan gaji saat pandemi Covid-19.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Menanggapi situasi Juventus, presiden Salernitana, yang relatif baru dalam kancah sepakbola setelah mengakuisisi I Granata pada Desember 2021, menegaskan bahwa kontroversi Si Nyonya Tua harus dijadikan tamparan keras bagi sepakbola Italia untuk merombak status quo demi transparansi dan pengawasan yang lebih ketat.

"Sepakbola harus bisa lebih baik dalam hal kedewasaan dan menerima konsekuensi atas tindakan mereka, tanpa bertele-tele," ucap Iervolino kepada DAZN.

"Kita harus harus segera move on dari kesalahan-kesalahan tersebut dan memulai revolusi di sepakbola, dengan peraturan yang lebih jelas dan dengan pengawasan yang lebih ketat agar hal-hal seperti ini tidak terjadi lagi."

Selain pengurangan poin, anggota direksi Juve yang dulu dan sekarang telah diskors PSSI-nya Italia (FIGC). Di antaranya adalah direktur olahraga Tottenham Hotspur saat ini, Fabio Paratici, yang dihukum 30 bulan.

Selain Juve, tim lain yang sedang diselidiki yakni: Sampdoria, Pro Vercelli, Genoa, Parma, Pisa, Empoli, Novara, dan Pescara - telah dinyatakan tidak bersalah.

Juventus telah mengajukan banding atas keputusan tersebut ke Komite Olimpiade Italia (NOC). Namun, NOC hanya dapat memutuskan apakah suatu keputusan benar atau tidak, dan tidak memiliki kekuatan hukum untuk mengubah besaran sanksi.

Tutup