Ketua umum PSSI Erick Thohir angkat bicara terkait sembilan pemain timnas Indonesia U-20 dan U-22 yang mengikuti pendidikan kepolisian. Menurutnya, hal tersebut merupakan hak masing-masing individu.
Sembilan pemain tersebut mengikuti pendidikan kepolisian lewat jalur prestasi. Mereka adalah Muhammad Ferarri, Kakang Rudianto, Ginanjar Wahyu, Frengky Missa, Ananda Raehan, Dimas Juliono, Rabbani Tasnim, Daffa Fasya, dan Muhammad Faiz Maulana.
Sejak beberapa hari lalu sembilan pemain tersebut sudah menjalani pendidikan kepolisian. Mereka harus meninggalkan klubnya masing-masing untuk mengikuti agenda itu.
"Memang waktu itu ada pertemuan di Istana Merdeka, pak presiden [Joko Widodo] menawarkan apa yang bisa negara berikan dengan jasa para pahlawan kita di SEA Games. Selain bonus, di situ disampaikan ada yang mau ikut TNI, Polri, ada yang jadi ASN [Aparatur Sipil Negara] dan ada yang mau ke BUMN,"
Selain itu, Erick menyebut tak bisa menghalangi keinginan para pemain tersebut mengikuti pendidikan kepolisian. Kemungkinan besar semua nama itu menepi dari lapangan hijau minimal lima bulan.
"Tentu mereka masuk Polri ada prosedurnya, mungkin salah satunya dengan pemanggilan ini. Itu risiko [absen lima bulan untuk pendidikan], tidak mungkin ketika ada keinginan (pemain) bergabung ke Polri, kita hentikan. Tidak bisa. Jadi kita mendorong para pahlawan ini mendapatkan kesempatan lebih besar lagi ke depannya," ucapnya.
Kendati demikian, Erick menyatakan bakal berkomunikasi dengan Polri bila ada pemain yang dipanggil untuk memperkuat timnas Indonesia. Mengingat, sepanjang tahun ini pasukan Garuda memiliki agenda yang padat.
"Kita beri kesempatan dulu mereka [mengikuti proses pendidikan kepolisian]. Nanti apakah kita ada pembicaraan dengan kepolisian (misalnya) dipinjam dahulu [untuk timnas]," ujarnya.